Artikel ini mengulas kumpulan hadits tentang marah menurut islam lengkap dalam tulisan bahasa arab dan artinya. Sesuai judulnya yaitu "Hadits Jangan Marah", dimana didalamnya berisi dalil dalil hadist Nabi Muhammad SAW mengenai larangan marah dan anjuran untuk bersabar.
Hal ini dikarenakan ada jaminan masuk surga bagi siapa saja yang memilih untuk tidak marah dan bersabar. Marah sendiri bukanlah sifat yang baik, meskipun untuk beberapa hal dan keadaan sifat marah ini diperbolehkan dalam islam.
Namun secara umum amarah dan emosi ini sebaginya ditahan dan dikendalikan. Siapa saja yang bisa menahan amarah dan emosinya, maka ada ganjaran berupa syurga menantinya Hal ini sesuai yang disabdakan Rasulullah SAW dalam hadist hadits larangan marah. Bahkan Allah SWT berfirman dalam salah satu ayat suci Al-Quran sebagai berikut :
Dengan melihat ayat tersebut, maka hendaknya kita sabar, memaafkan dan tidak mudah marah. Jadilah pribadi yang lembut, sopan, tidak kasar dan kaku sehingga akhlak lebih terjaga. Untuk bisa menahan marah yang muncul ada banyak tips dan trik ampuh yang sumbernya langsung dari hadist hadits tentang marah.
Hal ini dikarenakan ada jaminan masuk surga bagi siapa saja yang memilih untuk tidak marah dan bersabar. Marah sendiri bukanlah sifat yang baik, meskipun untuk beberapa hal dan keadaan sifat marah ini diperbolehkan dalam islam.
Namun secara umum amarah dan emosi ini sebaginya ditahan dan dikendalikan. Siapa saja yang bisa menahan amarah dan emosinya, maka ada ganjaran berupa syurga menantinya Hal ini sesuai yang disabdakan Rasulullah SAW dalam hadist hadits larangan marah. Bahkan Allah SWT berfirman dalam salah satu ayat suci Al-Quran sebagai berikut :
وَ الَّذِيْنَ يَجْتَنِبُوْنَ كَبئِرَ اْلاِثْمِ وَ اْلفَوَاحِشَ وَ اِذَا مَا غَضِبُوْا هُمْ يَغْفِرُوْنَ. الشورى:37
Artinya : Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf. [QS. Asy-Syuuraa : 37]
Dengan melihat ayat tersebut, maka hendaknya kita sabar, memaafkan dan tidak mudah marah. Jadilah pribadi yang lembut, sopan, tidak kasar dan kaku sehingga akhlak lebih terjaga. Untuk bisa menahan marah yang muncul ada banyak tips dan trik ampuh yang sumbernya langsung dari hadist hadits tentang marah.
Diantara cara menahan emosi dan amarah adalah Membaca Taawudz yaitu “Audzu billahi minasy syaithanir rajiim”, Diam, Mengambil posisi lebih rendah, yaitu Jika orang yang sedang marah dalam keadaan berdiri, maka hendaknya dia duduk. Jika dia sedang duduk, maka hendaknya berbaring. Karena, merubah posisi tubuh dapat mempengaruhi tekanan emosional.
Hingga Berwudhu atau mandi. Hal ini sudah sesuai yang disabdakan oleh Nabi Muhammad seperti yang tercantum dalam hadist hadits tentang marah. Dalam berbagai hadist juga dijelaskan apa saja manfaat, keutamaan dan pahala bagi mereka yang tidak marah dan sabar.
Dan langsung saja simak penjelasan tentang daftar bacaan hadits larangan marah lengkap dalam lafadz arab dan terjemahan bahasa Indonesianya. Pahamilah masing masing hadist Nabi SAW dibawah ini dan jangan marah, maka ganjaran dan imbalannya adalah surga.
Hadits Larangan Marah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِي، قَالَ : لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَاراً، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ [رواه البخاري]
Artinya : Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam: (Wahai Rasulullah) nasihatilah saya. Beliau bersabda : Jangan kamu marah. Ia menanyakan hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda : Jangan engkau marah. (Riwayat Bukhori )
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لَيْسَ الشَّدِيْدُ بِالصُّرَعَةِ. اِنَّمَا الشَّدِيْدُ الَّذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ اْلغَضَبِ. البخارى
Dari Abu Hurairah RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang kuat itu bukanlah orang yang kuat dalam bergulat, tetapi orang yang kuat itu ialah orang yang bisa menahan dirinya ketika marah". [HR. Bukhari juz 7, hal 99/Muslim juz 4, hal. 2014]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو اَنَّهُ سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ ص: مَاذَا يُبَاعِدُنِى مِنْ غَضَبِ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ؟ قَالَ: لاَ تَغْضَبْ
Dari Abdullah bin Amr bahwa ia bertanya pada Rasul: “Ya Rasulullah, apa bisa menjauhkan saya dari murka Allah? Rasul bersabda: “Jangan marah.” (HR. Ahmad)
عَنْ جَارِيَةَ بْنِ قُدَامَةَ، اَنَّ رَجُلاً قَالَ: يَارَسُوْلَ اللهِ، قُلْ لِيْ قَوْلاً وَ اَقْلِلْ عَلَيَّ لَعَلّيْ اَعْقِلُهُ. قَالَ: لاَ تَغْضَبْ. فَاَعَادَ عَلَيْهِ مِرَارًا. كُلُّ ذلِكَ يَقُوْلُ: لاَ تَغْضَبْ
Dari Jariyah bin Qudamah bahwa ada seorang lelaki berkata pada Rasul; “Ya Rasulullah katakan padaku suatu naehat yang ringkas dan semoga aku bisa menjaganya.” Rasul bersabda: “Jangan marah”. Orang itu mengulangi perkataannya dan Rasul tetap bersabda: “Jangan marah.” (HR. Ahmad)
عَنْ سَعِيْدِ بْنِ اْلمُسَيَّبِ اَنَّهُ قَالَ: بَيْنَمَا رَسُوْلُ اللهِ ص جَالِسٌ وَ مَعَهُ اَصْحَابُهُ وَقَعَ رَجُلٌ بِاَبِى بَكْرٍ فَآذَاهُ. فَصَمَتَ عَنْهُ اَبُوْ بَكْرٍ، ثُمَّ آذَاهُ الثَّانِيَةَ، فَصَمَتَ عَنْهُ اَبُوْ بَكْرٍ. ثُمَّ آذَاهُ الثَّالِثَةَ، فَانْتَصَرَ مِنْهُ اَبُوْ بَكْرٍ، فَقَامَ رَسُوْلُ اللهِ ص حِيْنَ انْتَصَرَ اَبُوْ بَكْرٍ. فَقَالَ اَبُوْ بَكْرٍ: اَوَجَدْتَ عَلَيَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: نَزَلَ مَلَكٌ مِنَ السَّمَاءِ يُكَذّبُهُ بِمَا قَالَ لَكَ. فَلَمَّا انْتَصَرْتَ وَقَعَ الشَّيْطَانُ فَلَمْ اَكُنْ ِلاَجْلِسَ اِذْ وَقَعَ الشَّيْطَانُ. ابو داود رقم
Dari Sa’id bin Musayyab, bahwasanya ia berkata, "Pernah suatu ketika Rasulullah SAW sedang duduk bersama shahabat-shahabatnya, lalu ada seorang laki-laki yang mencaci dan menyakiti Abu Bakar, tetapi Abu Bakar diam saja. Kemudian ia menyakitinya yang kedua kali, tetapi Abu Bakar masih diam saja. Lalu ia menyakitinya yang ketiga kali, lalu Abu Bakar membalasnya. Maka Rasulullah SAW berdiri ketika Abu Bakar membalasnya, lalu Abu Bakar bertanya, "Apakah engkau marah kepadaku, ya Rasulullah ?". Rasulullah SAW bersabda, "Tadi malaikat turun dari langit seraya mendustakan apa yang ia katakan terhadapmu, tetapi setelah engkau membalasnya, syaithan lalu duduk di situ, maka tidaklah pantas aku duduk karena syaithan duduk di situ". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 274, no. 4896]
عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ صُرَدٍ قَالَ: اِسْتَبَّ رَجُلاَنِ عِنْدَ النَّبِيّ ص فَجَعَلَ اَحَدُهُمَا يَغْضَبُ وَ يَحْمَرُّ وَ جْهُهُ. فَنَظَرَ اِلَيْهِ النَّبِيُّ ص فَقَالَ: اِنّيْ َلاَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا لَذَهَبَ ذَا عَنْهُ: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. فَقَامَ اِلَى الرَّجُلِ رَجُلٌ مِمَّنْ سَمِعَ النَّبِيَّ ص فَقَالَ: أَ تَدْرِى مَا قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص آنِفًا؟ قَالَ اِنّيْ َلاَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا لَذَهَبَ ذَا عَنْهُ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. فَقَالَ لَهُ الرَّجُلُ: اَمَجْنُوْنًا تَرَانِيْ؟ مسلم
Dari Sulaiman bin Shurad, ia berkata : Ada dua orang saling mencaci di sisi Nabi SAW. Lalu salah seorang diantara keduanya menjadi marah, dan merah mukanya. Kemudian Nabi SAW melihat kepada orang itu dan bersabda, “Sesungguhnya aku mengetahui suatu kalimat seandainya ia mau mengucapkannya pastilah hilang marah itu darinya, kalimat itu ialah : A’uudzu billaahi minasy-syaithoonir rojiim (Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk)”. Maka berdirilah seorang laki-laki diantara orang yang mendengar sabda Nabi SAW tersebut menghampiri orang yang marah itu dan berkata, “Tahukah kamu apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW tadi ?”. Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku mengetahui suatu kalimat seandainya ia mau mengucapkannya pastilah hilang marah itu darinya. Kalimat itu ialah : A’uudzu billaahi minasy-syaithoonir rojiim”. Lalu orang yang marah itu berkata, “Apakah engkau menganggap aku ini gila ?”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2015]
عَنْ اَبِى وَائِلٍ اْلقَاصّ قَالَ: دَخَلْنَا عَلَى عُرْوَةَ بْنِ مُحَمَّدٍ السَّعْدِيّ فَكَلَّمَهُ رَجُلٌ فَأَغْضَبَهُ، فَقَامَ فَتَوَضَّأَ، فَقَالَ: حَدَّثَنِى اَبِيْ عَنْ جَدّيْ عَطِيَّةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ اْلغَضَبَ مِنَ الشَّيْطَانِ. وَ اِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنَ النَّارِ. وَ اِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِاْلمَاءِ، فَاِذَا غَضِبَ اَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ. ابو داود رقم
Artinya : Dari Abu Wail Al-Qaashsh, ia berkata, "Saya pernah datang kepada 'Urwah bin Muhammad As-Sa'diy, lalu ada seorang laki-laki yang berbicara kepadanya yang membuatnya marah, maka ia bangkit lalu berwudlu. (Setelah berwudlu) kemudian ia berkata : Ayahku mencerita-kan kepadaku dari kakekku yaitu 'Athiyah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya marah itu dari syetan dan sesungguhnya syetan itu diciptakan dari api, dan hanyasanya api itu dipadamkan dengan air, maka apabila salah seorang diantara kalian marah hendaklah ia berwudlu". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 249, no. 4784]
عَنْ اَبِى ذَرّ قَالَ: اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ لَنَا: اِذَا غَضِبَ اَحَدُكُمْ وَ هُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَاِنْ ذَهَبَ عَنْهُ اْلغَضَبُ. وَ اِلاَّ فَلْيَضْطَجِعْ. ابو داود رقم
ArtinyaDari Abu Dzarr, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda kepada kami, "Apabila salah seorang diantara kalian marah dalam keadaan berdiri maka hendaklah ia duduk, niscaya akan hilang marahnya. Dan jika belum hilang marahnya, maka hendaklah ia berbaring (tiduran)". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 249, no. 4782]
(إِذَا غَضَبَ اَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ (رواه إمام احمد
“Jika di antara kalian marah maka hendaklah ia diam” (HR Imam Ahmad)
عَنْ جَارِيَةَ بْنِ قُدَامَةَ، اَنَّ رَجُلاً قَالَ: يَارَسُوْلَ اللهِ، قُلْ لِيْ قَوْلاً وَ اَقْلِلْ عَلَيَّ لَعَلّيْ اَعْقِلُهُ. قَالَ: لاَ تَغْضَبْ. فَاَعَادَ عَلَيْهِ مِرَارًا. كُلُّ ذلِكَ يَقُوْلُ: لاَ تَغْضَبْ. احمد
Artinya:Dari Jariyah bin Qudamah, sesungguhnya ada seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah, katakanlah kepadaku suatu perkataan (nasehat) dan ringkaskanlah, mudah-mudahan aku bisa menjaganya". Rasulullah SAW bersabda, "Jangan marah". Orang itu mengulangi lagi beberapa kali, masing-masingnya Rasulullah SAW bersabda, "Jangan marah". [HR. Ahmad]
عَنْ اَبِى الدَّرْدَاءِ قَالَ: قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، دُلَّنِيْ عَلَى عَمَلٍ يُدْخِلُنِى اْلجَنَّةَ. قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ تَغْضَبْ. وَ لَكَ اْلجَنَّةُ. الطبرانى فى الاوسط رقم
Dari Abu Darda', ia berkata : Ada seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah, tunjukkanlah kepada saya atas suatu amal yang bisa memasukkan saya ke surga". Rasulullah SAW bersabda, "Jangan marah, maka bagimu surga". [HR. Thabarani]
لا تغضب ولك الجنة
“Jangan marah, maka bagimu syurga” (HR.Thabrani)
عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمنِ عَنْ رَجُلٍ مِنْ اَصْحَابِ النَّبِيّ ص قَالَ: قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَوْصِنِى. قَالَ: لاَ تَغْضَبْ. قَالَ: قَالَ الرَّجُلُ: فَفَكَّرْتُ حِيْنَ قَالَ النَّبِيُّ ص مَا قَالَ. فَاِذَا اْلغَضَبُ يَجْمَعُ الشَّرَّ كُلَّهُ
Dari Humaid bin Abdurrahman berkata: ada seorang laki-laki berkata; “Ya Rasulullah nasihatilah saya.” Maka Rasulullah bersabda: “Jangan marah”. Lalu laki-laki itu berkata: “Kemudian saya berfikir ketika Nabi menyabdakan apa yang dinasehatkan itu, jima memang marah itu dapat mengumpulkan seluruh kejahatan.” (HR. Ahmad)
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيّ ص: اَوْصِنِى، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ. فَرَدَّدَ مِرَارًا، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ
Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata: Sesungguhnya ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Muhammad; “Nasehatilah saya Ya Rasulullah”. Kemudian Rasulullah bersabda; “Jangan marah.” Orang itu mengulanginya hingga berkali-kali dan Nabi bersabda; “Jangan marah”. (HR. Bukhari)
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لَيْسَ الشَّدِيْدُ بِالصُّرَعَةِ. اِنَّمَا الشَّدِيْدُ الَّذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ اْلغَضَبِ
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasul bersabda: “Orang yang kuat itu bukan orang yang kuat dalam bergulat tapi orang yang kuat dalam menahan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari)
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رض قَالَ: بَيْنَا النَّبِيّ ص يُصَلّى رَأَى فِى قِبْلَةِ اْلمَسْجِدِ نُخَامَةً فَحَكَّهَا بِيَدِهِ فَتَغَيَّظَ ثُمَّ قَالَ: اِنَّ اَحَدَكُمْ اِذَا كَانَ فِى الصَّلاَةِ فَاِنَّ اللهَ حِيَالَ وَجْهِهِ فَلاَ يَتَنَخَّمَنَّ حِيَالَ وَجْهِهِ فِى الصَّلاَةِ
Artinya : Dari Abdullah bin Umar r.a berkata: “Ketika Nabi Muhammad sedang shalat, beliau melihat dahak di arah kiblat masjid. Maka setelah selesai shalat beliau mengeriknya dengan tangan beliau, kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya seseorang diantara kalian jika sedang shalat, sungguh Allah ada di hadapannya. Maka janganlah sekali-kali berdahak ketika shalat ke arah depannya.” (HR. Bukhari)
عَنْ اَبِى الدَّرْدَاءِ قَالَ: قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، دُلَّنِيْ عَلَى عَمَلٍ يُدْخِلُنِى اْلجَنَّةَ. قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ تَغْضَبْ. وَ لَكَ اْلجَنَّةُ
Dari Abu Darda berkata: Ada seorang lelaki berkata pada Rasul: “Ya Rasulullah, tunjukilah saya akan suatu amal yang bisa memasukkan saya ke surga.” Rasul pun bersabda: “Jangan marah, maka kamu mendapat surga.” (HR. Thabrani)
عَنْ سَعِيْدِ بْنِ اْلمُسَيَّبِ اَنَّهُ قَالَ: بَيْنَمَا رَسُوْلُ اللهِ ص جَالِسٌ وَ مَعَهُ اَصْحَابُهُ وَقَعَ رَجُلٌ بِاَبِى بَكْرٍ فَآذَاهُ. فَصَمَتَ عَنْهُ اَبُوْ بَكْرٍ، ثُمَّ آذَاهُ الثَّانِيَةَ، فَصَمَتَ عَنْهُ اَبُوْ بَكْرٍ. ثُمَّ آذَاهُ الثَّالِثَةَ، فَانْتَصَرَ مِنْهُ اَبُوْ بَكْرٍ، فَقَامَ رَسُوْلُ اللهِ ص حِيْنَ انْتَصَرَ اَبُوْ بَكْرٍ. فَقَالَ اَبُوْ بَكْرٍ: اَوَجَدْتَ عَلَيَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: نَزَلَ مَلَكٌ مِنَ السَّمَاءِ يُكَذّبُهُ بِمَا قَالَ لَكَ. فَلَمَّا انْتَصَرْتَ وَقَعَ الشَّيْطَانُ فَلَمْ اَكُنْ ِلاَجْلِسَ اِذْ وَقَعَ الشَّيْطَانُ
Dari Sa’id bin Musayyab ia berkata: “Pernah ketika Rasul duduk bersama sahabat-sahabat, lalu ada laki-laki yang mencaci dan menyakiti Abu Bakar tapi Abu Bakar hanya diam. Lalu ia menyakitinya kedua kali dan beliau masih diam. Hingga tiga kali lalu Abu Bakar membalasnya. Lalu Rasul berdiri dan Abu Bakar bertanya: “Apakah engkau marah kepadaku, ya Rasulullah? Rasul menjawab: “Tadi malaikat turun dari langit seraya mendustakan apa yang ia katakan kepadamu tapi setelah engkau membalasnya, syetan lalu duduk disitu, maka tidaklah aku pantas duduk karena ada syetan disitu.” (HR. Abu Dawud)
"Siapa yang menahan emosinya maka Allah akan tutupi kekurangannya. Siapa yang menahan marah, padahal jika dia mau, dia mampu melampiaskannya, maka Allah akan penuhi hatinya dengan keridhaan pada hari kiamat. (Diriwayatkan Ibnu Abi Dunya dalam Qadha Al-Hawaij,
Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur. (HR. Ahmad 21348, Abu Daud 4782)
Sekian artikel berjudul "Hadits Jangan Marah | Hadits Larangan Marah dan Jaminan Masuk Surga" kali ini. Semoga bermanfaat dan bisa menjadikan kita seorang muslim yang sabar, tidak pemarah dan bisa mengendalikan emosi dengan baik sesuai ajaran islam. Wallahu a'lam.